Pages

Jalan-jalan ke Surabaya Lagi: Liputan Acer dan Makan di Warteg

HARI SABTU tanggal 23 November lalu saya kembali bepergian ke Surabaya. Sejak pindah ke Lamongan, Kota Pahlawan memang sering banget jadi tujuan karena di sanalah dihelat banyak acara seputar blogging atau peluncuran produk. Tak terkecuali hari Sabtu menjelang akhir bulan tersebut.

Meskipun Sabtu bukanlah waktu ideal untuk berkunjung ke Surabaya, saya harus bersemangat meluncur ke sana. Ya bagaimana tidak, semua itu demi asap dapur yang terus berkepul, hehe. Undangan meliput acara hampir selalu datang pada hari Sabtu atau akhir pekan. Surabaya sebagai kota besar, bisa diduga, selalu diwarnai kemacetan sejak siang hingga malam.

Sulam dan SB penyelamat kantong

Untunglah kereta api komuter Sulam alias Surabaya Lamongan sekarang beroperasi cukup sering. Masing-masing 3 kali dari dan ke Surabaya. Selain murah meriah, perjalanan menggunakan kereta komuter sangat menghemat waktu. Tak dapat kursi pun, perjalanan masih terbilang nyaman karena di dalamnya dilengkapi AC atau pendingin ruangan dan relatif cepat sampai dibandingkan bus.

Suroboyo Bus, moda transportasi umum yang hemat dan nyaman

Apalagi sekarang ada Suroboyo Bus (SB), inovasi pemerintah kota Surabaya yang jempolan banget. Bukan hanya mengoneksikan banyak tempat atau jalur penting, moda massal ini bisa ditumpangi cukup dengan menyerahkan sampah botol atau gelas air mineral. 10 gelas plastik sungguh sangat mudah didapat karena kini banyak masjid atau tempat umum yang menyediakan fasilitas air minum gratis. Tinggal pungut dan simpan di rumah untuk ditukar. 

Prosedur penukaran dan cara naiknya pernah saya bahas dalam blogpost berjudul "Cara Naik Suroboyo Bus dan 4 Alasan Kenapa Kalian Harus Mencobanya".  

Ngopi dan hape tertinggal

Setelah menumpang kereta pagi yaitu Komuter Sulam dan turun di Pasar Turi, saya bergegas ke Halte SB untuk membawa saya menuju kampus UINSA di kawasan Wonocolo. Lalu lintas rupanya lancar, mungkin karena masih cukup pagi. Setelah rehat sejenak di masjid kampus, seorang kawan menghampiri dengan maksud bisa minum kopi bersama di kedai tak jauh dari rumahnya.


Tiba di warkop, kami memesan kopi hitam dalam cangkir. Percakapan meluncur begitu saja, seputar banyak hal, mulai dari cerita masa lalu sewaktu SMA hingga soal dunia menulis yang sama-sama kami geluti. Perut lapar sebenarnya tapi tak ada nasi yang menarik untuk disantap di wakop itu. Kami pun lanjut mengobrol sampai seorang pembeli datang dan menumpang charging atau mengecas ponselnya.


Seketika saya jadi teringat pada hape Asus yang ternyata tertinggal di masjid kampus. Saya minta Ihya, teman saya itu, untuk memacu kendaraan dengan kilat menuju kampus. Saya ingat ponsel saya terakhir saya letakkan di bibir serambi saat saya memakai sepatu. Saya berbegas menemui Ihya di luar gerbang kampus karena tak bisa masuk tanpa STNK.


Syukur alhamdulillah, meskipun cukup lama tertinggal di sana, ponsel saya masih tergeletak aman. Berada di dekat sebuah helm entah milik siapa. Saya raih dan kembali ke motor Ihya untuk melanjutkan ngopi di warkop sebelumnya. Sungguh senang sekaligus deg-degan.


Mal Royal Plaza, strategis dan bisa ke mana-mana

Sabtu mendebarkan

Selepas shalat Zuhur, kami beranjak meninggalkan warkop. Dia akan mengantar saya ke resto tempat saya meliput acara hari itu. Tiba di jalan raya agak jauh, saya baru teringat bahwa hape saya ketinggalan lagi di warkop saat saya menumpang charging karena saya tak membawa charger. Begitu tiba di warkop lagi, alhamdulillah, hape aman. Saya ambil dan permisi. Coba kalau saya tidak membonceng Ihya, mungkin bakal jalan kaki atau bahkan lari agar bisa sehat dan cepat hehe.

Begitulah sepenggal kisah Sabtu yang penuh drama mendebarkan. Selepas liputan saya menginap di rumah Ihya karena Minggu pagi saya akan bertolak ke Madiun untuk ikut Kelas Inspirasi. Mengingat Ihya ada perlu ke Tulungagung pagi hari, saya akhirnya minta diturunkan di depan Royal Plaza untuk menunggu Suroboyo Bus menuju KBS, tempat saya kemudian memesan ojek daring menuju Stasiun Wonokromo.

actioner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram