Pages

Kiat Agar Anak Tak Kecanduan Online Game

Belakangan ini tak jarang orangtua mengeluhkan anak-anak mereka yang ketagihan bermain online game sampai-sampai mereka lupa waktu dan bahkan mengabaikan tugas dan kewajiban baik di rumah maupun di sekolah. Anak-anak menolak membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga padahal sebelumnya mereka terbilang ringan tangan memerikan bantuan. 

Yang paling menyedihkan tentu saja sejumlah anak yang jadi cenderung cepat marah lantaran game yang mereka mainkan. Bahkan ada anak SMA yang dikeluarkan dari sekolah gara-gara tak bisa lagi mengikuti kegiatan sekolah menyusul ketagihannya pada digital game yang tak tertangani.

Anak bermain digital game harus pakai aturan. (Gambar: freepik/rawpixel.com)

Orangtua harus mulai waspada ketika anak-anak menunjukkan gejala tak wajar dalam periode tertentu dibanding waktu sebelumnya. Misalnya ketika mereka mulai malas atau tak bersemangat makan/minum, enggan bergerak di luar ruangan, cenderung menyendiri dan anteng di dalam kamar, mengeluhkan sakit mata dan punggung, hingga pusing kepala. Boleh jadi itu tanda-tanda bahwa ia sudah ketagihan online game yang butuh penanganan segera.

Cegah anak tak ketagihan ngegame

Mencegah agar anak tak kecanduan digital game bukan perkara mudah, apalagi bagi anak-anak yang termasuk digital natives yang boleh dibilang dilahirkan oleh teknologi sehingga tak mungkin dipisahkan dari kecanggihan teknologi informasi seperti Internet. Mencegah atau mengatasi ketergantungan anak pada online game tidak bisa dilakukan dengan melarang mereka memainkannya sama sekali. Itu konyol dan bisa fatal akibatnya.

1. Pahami manfaat game

Jangan menganggap bahwa gaming adalah tindakan sia-sia sebab itu bisa berdampak munculnya ekspektasi negatif orangtua terhadap anak. Main game terbukti baguss untuk otak, yaitu mengasah analytical skill dan belajar tentang problem-solving. Selain meredakan stres, bermain game juga mampu memperbaiki kemampuan kognitif anak lewat cerita dengan penalaran sekaligus meningkatkan keterampilan berbahasa asing. Games tertentu, jika ditekuni dengan serius dan bertanggung jawab, bahkan bisa mengantarkan pemainnya meraup keuntungan finansial yang sangat besar.

2. Sepakati screen time

Kiat kedua adalah kepatuhan anak untuk mengikuti aturan yang telah disepakati bersama orangtua. Inilah pentingnya orangtua dan anak duduk bersama untuk merumuskan kesepakatan agar online game tidak mengarah pada ketagihan yang berbahaya. Jumlah screen time setiap pekan harus disepakati sebagai panduan yang dipakai anak agar tidak kebablasan. Kesepakatan ini bukan hanya mencegah anak ketagihan gaming, tetapi juga menyelamatkan anak dari gangguan kesehatan. Menyepakati screen time juga membantu anak dalam manajamen waktu.

3. Jauhkan gawai dari tempat tidur 

Membaca buku bisa menjadi hiburan istimewa selain bermain online game.

Anak-anak tak bisa begitu saja terlepas dari aneka permainan digital yang memang tengah menjadi tren di seluruh dunia. Selama ada gawai dengan dukungan akses Internet, mereka akan cenderung ingin memainkan game tanpa kendali. Mereka belum bisa menertibkan diri sendiri tanpa dibantu oleh orangtua. Harus melalui pembiasaan positif dengan suasana kondusif agar sebuah tujuan tercapai. Begitu juga dengan bermain game, mereka harus dikondisikan agar tak lalai lantaran terus lengket di gawai. Caranya dengan menjauhkan gawai dari kamar tidur sehingga mereka tak punya dorongan instan untuk melakukan gaming sebelum tidur. Alih-alih gawai, orangtua bisa menyediakan buku bermutu sesuai selera anak mereka. 

4. Tekuni hobi

Untuk mengalihkan perhatian anak dari gaming berlebihan, ajak mereka berdiskusi seputar hobi atau kegiatan baru yang bisa ditekuni di waktu-waktu senggang. Bisa juga berupa hobi lama yang sempat terbengkalai padahal anak sebenarnya berbakat dan menikmatinya. Misalnya olahraga, bela diri, berkebun, menggambar, atau bermain musik. Kegiatan-kegiatan baru ini akan menciptakan jeda kreatif sehingga pikiran mereka tidak terkoptasi pada gaming belaka.

Biarkan anak bereksplorasi untuk menemukan minat dan bakat mereka.

Walhasil, keseimbangan hidup sebagai anak atau remaja bisa diwujudkan. Dan dampak ikutan yang nanti dirasakan adalah ditemukannya minat atau bakat baru meningkatnya skill tertentu yang berguna untuk menunjang masa depan.

5. Carikan sumber game 

Langkah berikutnya untuk mencegah atau mengatasi kecanduan game adalah dengan membantu mencarikan sumber game bermutu untuk anak-anak. Dunia maya ibarat belantara luas yang nyaris tak terbatas. Belahan dunia mana pun terkoneksi satu sama lain berkat Internet. Tanpa mengurangi kemampuan anak, orangtua bisa membantu mencarikan sumber-sumber berisi online game yang unik dan tetap menarik minat mereka. Bisa berupa website yang keamanannya terjamin seperti plays.org karena kita tak perlu melakukan registrasi untuk bisa bermain game-game di sana. 
  
Bukan hanya menampilkan kategori yang sangat lengkap, misalnya puzzle, sains, fisika, dan logika, plays juga menawarkan aneka game masa lalu yang sempat tren di zamannya. Sebut saja tetris dan pinball, juga koleksi game yang mengingatkan acara televisi masa kecil seperti Teenage Mutant Ninja Turtles, Bugs Bunny, dan tentu saja Tom & Jerry. Semua permainan di website ini sangat ringan dan mudah dimainkan karena dilengkapi dengan tutorial singkat yang sangat membantu.

Dimainkan di laptop bisa, tapi jika ingin main sewaktu mobilitas tinggi juga bisa. Kita tinggal buka browser lalu kunjungi situs tersebut. Tak perlu menginstal aplikasi tertentu yang hanya akan membuat memori ponsel kita semakin menipis. Cukup mengandalkan klik pada mouse saat menggunakan PC dan usapan atau drag di smartphone kita bisa leluasan bermain apa saja. Asyik banget kan?

    
    
Salah satu game yang disukai si bungsu adalah Connect the Dots. Sesuai namanya, dalam permainan ini tugas kita hanya menghubungkan titik (dot) ke titik lain sehingga membentuk benda sesuai kategori yang kita pilih sebelumnya. Mungkin terkesan sepele, tapi game ini menguji ketepatan merangkai antartitik dalam waktu yang relatif cepat. Itulah tantangannya, karena waktu dibatasi maka permainan makin asyik. Kita harus mencoba lagi dan lagi jika ingin naik ke gambar berikutnya.

Kuncinya bukan hanya kecepatan tapi juga akurasi menyentuhkan garis ke bagian tengah titik atau lingkaran agar kita bisa bergerak ke titik selanjutnya. Lewat permainan ini anak-anak bukan hanya belajar berimajinasi tentang berbagai objek, tetapi juga melatih kecepatan tangan dan melatih cara kerja otak dengan cepat. Bagian asyiknya: ketika kita menuntaskan beberapa puzzle, rekor tersebut bisa kita bagikan di medsos sehingga teman atau warganet bisa ikut bermain dan bahkan mengalahkan kita.


Masih ada ratusan game lainnya di situs plays yang bisa kita coba, baik sendiri maupun bersama anak-anak. Kategorunya beragam, topiknya pun sangat bervariasi. Jangan sampai kebingungan mencari sumber online games karena plays punya semuanya. Tanpa harus instal aplikasi, enggak perlu registrasi, tanpa iklan, dan tanpa bayar. Kurang apa lagi coba, apalagi kebanyakan game yang ditawarkan bernuansa edukasi.

6. Bangun bonding

Usahakan untuk bisa selalu hadir secara fisik untuk menciptakan keterlibatan secara emosi agar anak merasa diperhatikan dan dihargai. Membaca buku, nonton film favorit, atau makan di luar bisa menjadi kegiatan yang mengakrabkan anak dan orangtua. Lewat obrolan santai bonding bisa terbangun sehingga anak-anak tidak akan merasa canggung atau malu untuk curhat saat ia menemui masalah, termasuk kecanduan game yang bisa dihindari sejak dini.

7. Jadilah role model

Percuma menuntut anak terus-menerus untuk mengikuti keinginan kita kalau kita sendiri malah menunjukkan kondisi sebaliknya. Tak bijak rasanya meminta anak membatasi screen time sementara kita malah terkena nomophobia. Akan terlihat ganjil jika kita terus meminta anak mengurangi waktu gaming tapi mata kita terus tercekat pada layar gawai. Di sinilah perlunya orangtua menjadi role model bagi anak mereka dengan memberikan contoh semestinya agar anak punya gambaran ideal untuk ditiru.

8. Cari bantuan profesional

Namun bila ketagihan online game yang dialami anak sudah cukup parah, maka saatnya meminta pertolongan dari kalangan profesional. Jangan bertindak gegabah dengan menghakimi anak atau justru menyerang mental mereka yang bisa memperkeruh suasana. Libatkan tenaga ahli yang mumpuni untuk mendekati anak dengan cara yang paling nyaman bagi mereka. Bagaimana pun juga, kita juga punya andil dalam kondisi ketagihan yang mereka alami.

Seorang ahli bisa membantu menangani problem anak sejak dini. (Gambar: freepik.com)
 
Yang penting jangan malu bertanya atau meminta bantuan jika dirasa diperlukan. Banyak situs di Internet yang menawarkan solusi sesuai kebutuhan. Teruslah belajar dan berproses bersama anak, untuk tumbuh dan berkembang dengan kegembiraan sesuai potensi masing-masing. Melarang anak main game bukanlah solusi, tapi sebaliknya bisa jadi bumerang. Ajari mereka untuk bersikap tanggung jawab atas setiap pilihan.  

actioner

18 komentar:

  1. Untuk saat ini salah satu mengurangi screen time anak yaitu dengan mengajak main bersama. Jadi si anak lupa sejenak dengan gadget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ada waktu memang lebih bagus bermain bersama, Kak, biar ada bonding. Mantap!

      Hapus
  2. Sebagai orang tua banyak sekali yang harus kita lakukan dan membekali diri, bagaimana cara agar anak2 tidak kecanduan game online. Cara2 di atas sangat bermanfaat untuk ditiru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting jangan berhenti belajar, Kak.

      Hapus
  3. Gegara ngenalin ini ke Ais, anakku jadi suka main plays.org Pak. Untungnya nggak sering dan bahkan nggak setiap hari. Lumayan buat hiburan dia sesekali di rumah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik kan main di plays.org? Banyak pilihan dan cara mainnya gampang.

      Hapus
  4. akhirnya kembali ke orang tua ya?

    bisa enggak mendampingi anak anaknya agar tidak kecanduan game online

    saya setuju, plays.org ini bagus, saya sering buka ketika jenuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya setidaknya kalau enggak bisa menemani coba pilihkan situs yang bagus seperti plays.org ini, Ambu.

      Hapus
  5. Aku setuju banget sama membatasi screen time itu. Cuman a lil bit dilematis soalnya ketika screen time-nya berakhir, saya juga ga bisa nemenin dia main karena lagi stuck sama kerjaan 🤯

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Harus dicari waktu yang pas biar anak enggak merasa ditelantarkan sewaktu screen time berakhir.

      Hapus
  6. Ini gamenya menarik banget ya, bisa buat anak lebih fokus dan kreatif tentunya, dan pilihan kategorinya banyak juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Game di plays.org cocok buat anak sampe dewasa, Mas. Yuk intip dan mainkan, tanpa harus mengunduh kok jadi hemat memori hape.

      Hapus
  7. Menjadi role model yang baik untuk anak ini adalah yang utama yaa..
    Sebagai orangtua adalah tuntutan zaman juga. Namun jangan sampai anak-anak tidak bisa lepas dari gadget sehingga menyebabkan banyak kerugian dari segi waktu hingga kesehatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teorinya sih mudah tapi kadang ortu malah sangat lekat dengan ponsel atau gawai ya Kak. Harus terus belajar sih intinya.

      Hapus
  8. Nah ini nih game yang gak hanya menjadi hiburan tapi juga bisa sekaligus ajang menstimulasi fokus pada anak. Tapi tetap ya kak harus ada pendampingan orangtuanya. Keren dahhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap kali, Kak. Plays.org menawarkan kategori cukup lengkap dengan cara bermain sangat mudah. Yuk kasih anak solusi bermain yang positif.

      Hapus
  9. wah sudah lama nggak buka plays.org ini saya. kemarin padahal anak mau coba main game di sini tapi dia masih belum bisa menggunakan mouse akhirnya jarang dibuka deh websitenya. padahal banyak game edukatif juga ya di plays.org

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo buka lagi, Kak. Jajal semua permainan yang disukai anak-anak, hehe. Daripada ngegame lain yang habiskan memori hape atau kuota ya ga? :)

      Hapus

Instagram