Peluang terbuka dengan mencoba
Pencapaian dalam sebuah kompetisi tak harus menang tapi disarankan untuk tidak pernah menyerah.
Ini juga terjadi pada anak sulung saya yang berani mencoba ikut lomba doodle tahun lalu. Meskipun tak menang dalam kompetisi tersebut, tapi gambar yang ia hasilkan diminati dan dibeli oleh seorang teman dosen di Jepang. Jika dia menyerah sejak awal, niscaya gambar tak akan pernah ada sehingga peluang nasib dibeli pun sirna.
Inilah pentingnya menjajal peruntungan jika ada kesempatan. Keberanian mencoba akan membuat peluang terbuka. Itu hukum alam yang tak bisa dibantah. Sama seperti kiprah wanita yang akrab disapa Teh Ani ini. Sejak ngeblog tahun 2008, perjalanannya terus mengalami akselerasi hingga menjadi saat ini.
Terus belajar agar berpijar
Itu semua berkat semangat belajar dan ketekunan perempuan yang lahir dan besar di Bandung ini. Meski berlatar pendidikan akuntansi, ia terus melecut diri untuk menulis dan menulis karena menyadari dirinya punya ketertarikan pada dunia tulis menulis. Dari blogging dan dunia menulis ia mengaku mendapatkan banyak hal yang bisa ia gali misalnya peluang untuk berkembang.
Keseriusannya belajar terlihat dari keputusannya untuk berkuliah lagi pada strata 1 di The London School of Public Relation (LSPR) dengan mengambil jurusan Marketing Communinations. Ia sadar betul bahwa kemajuan teknologi informasi membawa tantangan sekaligus peluang yang bisa dimanfaatkan untuk berkembang, salah satunya bisa dioptimalkan lewat bidang marcomm.
Dari spiritnya itulah muncul peluang demi peluang, mulai dari kemenangan lomba blog hingga perjalanan ke berbagai kota dan menjadi pembicara pada acara-acara penting. Boleh jadi kutipan favoritnya "fighting never ends" turut membentuk semangatnya yang membuncah.
Belajar dan berjejaring adalah kunci berkembang di era saat ini. (Foto: dok. Ani) |
Melesat dengan manfaat
Gerak langkah Teh Ani mengingatkan saya pada seorang Kiki Handriyani yang sosoknya pernah saya tulis di blog ini. Sama-sama single parent, baik Ani maupun Kiki punya gairah belajar yang tinggi dan dorogan kuat untuk berbagi dengan sesama melalui wadah komunitas. Jika Kiki mengelola komunitas Blomil, maka Teh Ani sudah kondang dengan ISB atau Indonesian Social Blogpreneur.
Lahirnya ISB tak bisa dipisahkan dari keputusan Ani pada tahun 2010 untuk memonetisasi blog ketika sebuah agency membuka peluang bagi bloger untuk menerima campaign dari brand. Hobi menulisnya menemukan momentum ketika sebuah portal online menawarkan platform khusus blogging yang kemudian menjadi surga bagi Ani dalam menuangkan gagasan dan pengalaman.
Pengalaman dan jam terbang itulah yang kemudian melahirkan komunitas ISB. Komunitas ini didirikan pada tanggal 1 Mei 2016, semula digagas dalam bentuk grup Facebook sebagai ajang para bloger untuk saling berbagi informasi baik event, lomba, maupun workshop seputar blogging. Seiring waktu berjalan, muncullah permintaan dari banyak narablog untuk punya wadah tertentu sebagai cara untuk dapat memanen benefit sekaligus berjejaring melalui aktivitas ngeblog.
Ani, Liswanti, dan Riri--sosok penting bagi ISB (Foto: dok. Ani) |
Menjadi agen perubahan
ISB lambat laun kian dikenal oleh bloger dan diperhitungkan oleh banyak brand. Tawaran kerja sama pun berdatangan. Dibantu Liswanti Pertiwi dan Riri Restiani, Teh Ani pun makin mantap menjalankan ISB yang bukan hanya ingin mengedukasi bloger tetapi juga mendorong mereka agar menjadi agent of change bagi lingkungan sekitarnya. Jika setiap komunitas punya visi dan program nyata seperti ini, maka kita optimis Indonesia bisa maju karena masyarakat digerakkan oleh energi yang positif dan dinamis salah satunya berasal dari ISB.
Keputusan Ani untuk menggeluti blogging dan dunia menulis terbukti menjadi pilihan tepat yang memberi dampak positif bagi kehidupannya. Menekuni profesi sebagai bloger membuatnya memiliki fleksibilitas waktu sehingga tetap dapat menemani putri semata wayangnya yang kini sedang menempuh kuliah di Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, Malang.
Ani mengaku bahwa blogging telah mengantarkannya untuk mempelajari keterampilan baru seperti memotret dan mengasah skill lama yaitu keterampilan menulis. Yang tak kalah penting, ia merasakan peningkatan pada kemampuan public speaking dan terutama networking atau berjejaring.
Kunci sukses blogpreneur
Ani memang produktif sebab saat ini ia menjalani peran sekaligus. Selain sebagai seorang ibu, ia juga sibuk sebagai penulis freelance, konseptor untuk beberapa brand, mengajar workshop blog dan tentu saja mengurus komunitas ISB.
Lalu apa kunci sukses blogging ala Ani Berta? Konsistensi adalah kunci utama. Tidak harus update konten setiap hari, bisa seminggu dua kali atau tiga kali agar pembaca tetap tidak merasa kehilangan akibat tidak menemukan pembaruan konten di blog.
Kedua, bloger harus mau menjalani proses jika serius ingin menggeluti jalan hidup sebagai blogpreneur. Mi instan saja perlu dimasak dan butuh proses, maka bloger harus mau bersusah payah mengambil jalan perlahan untuk menimba keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan. Setuju?
Ketiga, optimalkan konten, terutama dari segi kualitas. Ani mengingatkan pada ungkapan yang sudah lazim di kalangan bloger:
"Content is the king, content sharing is the queen."
Dalam hal ini hindarilah menulis hal-hal yang bukan menjadi bidang kita sehingga berujung sekadar meng-cover berbagai tema tapi ternyata menyalin dari sumber-sumber lain tanpa dukungan kepakaran. Jadilah diri sendiri agar punya identitas sebagai pembeda yang autentik.
Jangan lupa membagikan konten di media sosial untuk mendapatkan pembaca dan coverage di mesin pencarian. Sebagus apa pun konten yang kita hasilkan akan percuma jika tidak memiliki pembaca yang akan memetik manfaatnya.
Kiat keempat adalah memperluas jaringan. Perkuatlah portofolio sebagai bekal untuk ‘menjual diri’ melalui konsistensi dan skill yang terus ditingkatkan. Dengan cara seperti ini personal branding bisa terbentuk dan networking bisa terbangun yang akan membantu kita lebih mudah menemukan saluran rezeki. Portofolio menjadi semacam pijakan, punya karya yang dilalui dengan proses--bukan melulu menikmati hal instan seperti bloger kawakan.
Kiat kelima adalah semangat berbagi manfaat. Ini bisa saya simpulkan dari perjalanan awal Teh Ani, waktu saya kenal di Bobo Fair tahun 2012 dan berjumpa lagi di sebuah event di Flavor Bliss tahun 2015. Saya pribadi mengamati perubahan yang signifikan, baik dari kemampuan berbicara, menulis, dan mengelola komunitas dari saat dia aktif sebagai bloger di blogdetik. Perubahan dan capaian besar itu ia peroleh berkat ketekunan belajar dan motivasi untuk berbagi manfaat dengan sesama.
Patut diduga pengalaman kerja yang pernah ia miliki turut memberikan pengaruh pada kesibukan yang ditekuni saat ini, yaitu blogpreneur. Ia meyakini bahwa karyawan harus punya rasa memiliki atas perusahaan tempat ia bekerja, berusaha menjaga nama baiknya, jujur dan total dalam berkarya. Nilai itulah yang akan terus ia bawa dalam profesi apa pun sebagai habit yang baik dan perlu dipupuk, termasuk oleh seorang blogpreneur.
Balaslah dengan karya
Maka ketika kekalahan atau kegagalan mendera, jangan berputus asa. Setiap menghadapi posisi down dalam hidup, apa pun bentuknya, coba sikapi dengan menerima secara terbuka dan akuilah bahwa kita memang sedang kecewa. Begitu pesan Ani.
"Setelah itu pikirkan bahwa life must go on dan jadikan diri kita berharga dan bermanfaat buat orang lain, in syaa Allah akan pulih lahir batin. Sibukkan juga dengan karya-karya yang banyak sesuai dengan apa yang dikuasai."
Perempuan yang mengidolakan sosok Nabi Muhammad Saw ini yakin bahwa kesulitan itu hadir untuk menempa. Jangan sekali-kali menjadikan cemoohan orang sebagai batu sandungan untuk berkarya. Alih-alih marah atau terhenti, pastikan kita terus melangkah dan menghasilkan karya terbaik sesuai kemampuan.
Saat ditanya apa cita-cita dan harapan yang masih ingin diwujudkan, Ani yang punya hobi membaca, memasak, dan traveling pun menjawab singkat, "Lulus kuliah dan ngajar di kampus di masa tua." Ini membuktikan bahwa ia tak ingin berhenti belajar dan membagikan pengalaman.
Belajar dan berjejaring mengantarkan Ani Berta menjadi pembicara di mana-mana. (Foto: dok. Ani) |
Memang bisa tetap menjalani bidang yang disukai pada masa tua adalah idaman banyak orang, dan itu bisa dimiliki oleh siapa, bukan hanya Teh Ani Berta. Jika ingin menggeluti dunia blogging secara serius sebagai seorang blogpreneur, jangan enggan belajar, menambah skill dan portofolio, serta memperluas jaringan sebagai ikhtiar mendapatkan peluang.
Yang paling penting adalah menerima diri dengan penuh rasa syukur tanpa membandingkan atau malah merasa iri dengan kehidupan atau capaian orang lain. Happy blogging, sobat doers! Di mana pun Anda menulis, di rumah sederhana di pedesaan ataupun apartemen mewah di kota besar, jangan lupa untuk terus berkarya sebab karyalah yang akan berbicara.