Selalu saja begini, tindak kekerasan dilancarkan tanpa coba dikulik apa penyebab dugaan pencurian itu. Kalaupun si bapak benar mencuri, dalami penyebabnya. Tindak sesuai prosedur yang berlaku, apalagi kalau ternyata tidak terbukti. Sungguh memalukan bagi mereka yang sudah main tangan! Patut jadi renungan saat Hari Sumpah Pemuda. Pemuda harus lebih kritis dan investigatif.
Tahun 2017 di Pekanbaru ada anak sekolah yang mencuri dua buah donat lantaran sang ibu mengaku tak ada makanan untuk disantap saat sarapan pagi. Anak itu harus menandatangani surat perjanjian bahwa jika ia kedapatan mencuri lagi, ia akan dikeluarkan dari sekolah. Betul-betul miris! Bukankah anak itu mestinya mendapat simpati setidaknya direspons dengan wajah yang penuh pengertian?
Akibat donat, orang bisa hidup dan mati. (Gambar: pexels) |
Menghindari amukan
Tahun 2018 terjadi kasus serupa di Jakarta, hanya daja ending-nya lebih memilukan. Seorang pria diduga mengambil satu boks donat lalu diteriaki maling sehingga dikejar warga. Lantaran panik, lelaki itu pun terjun ke Kali Cengkareng Drain dan tewas akibat terseret arus sungai. Dia pasti lapar kalau benar mengambil donat. Dia lari terbirit-birit sebab takut diamuk massa. Beda betul ya dengan perlakukan koruptor masa kini?
Sementara di Farmington, Minnesota, Amerika Serikat, seorang lelaki pernah terancam bui 30 tahun karena mencuri sebuah donat. Sebenarnya bukan sebab donat yang ia curi, melainkan aksi kekerasan mendorong wanita penjaga toko yang sempat mencoba menghentikan langkah pencuri.
Semula ia terancam bui 5-15 tahun, tetapi karena pelaku pernah berbuat kriminal maka jaksa setempat menuntutnya hingga 30 tahun penjara. Karena donat, orang bisa berbuat "jahat", tapi beberapa kasus tak bisa dilihat hitam putih karena ada story yang melatarinya. Kenapa ia mencuri?
Saya jadi teringat salah satu fragmen dalam sinetron Para Pencari Tuhan ketika Pak RT Idrus mengancam memberikan sanksi kepada warganya jika membiarkan warga lain di sekelilingnya kelaparan.
Orang lapar itu berbahaya, bisa berpotensi melakukan apa saja, bahkan mengubah keimanan. Akibat lapar orang bisa kehilangan harapan dan masa depan. Meskipun kelaparan tak sama seperti ketika kondisi perang, kelangkaan pangan tetap harus jadi perhatian apalagi di era modern ketika orang cenderung menyia-nyiakan makanan atas dasar kepemilikan uang.
Namun dalam banyak kasus, mereka malu dan enggan untuk meminta tolong atau dibantu agar bisa menyambung hidup sehingga ada yang terpaksa mencuri walau jelas tak bisa dibenarkan.
Dari perkara donat kita belajar tentang kepedulian dan kemanusiaan. Di sinilah salah satu manfaat kegiatan sosial perlu digalakkan. donat kita bisa membangun kesadaran dan peradaban yang lebih menjanjikan.