Orang hidup haruslah berani berbuat, dan bernai bertanggung jawab. Setiap aksi menimbulkan reaksi. Setiap tindakan mengandung konsekuensi yang harus disandang. Dengan tidak melangkah, memang kita tidak akan mengalami kegagalan, tetapi juga tidak akan meraih kesuksesan. Keberanian mencoba sangat penting untuk dilatih dan dilecut, agar menjadi semangat otomatis dan kekuatan dalam diri sebagai bekal menghadapi berbagai tantangan.
Saya teringat cerita seorang anak yang berhasil mendapatkan kompensasi besar hanya dengan berani mencoba. Anak ini ragu-ragu mengikuti sebuah lomba menggambar tentang kampanye pencegahan tersebarnya virus Covid-19 atau corona. Dia cemas jika ikut lalu kalah. Namun ia penasaran sehingga akhirnya membuat karya dan mengirimkannya kepada panitia penyelanggara.
Pada saat pengumuman pemenang, namanya ternyata tidak muncul sebagai salah satu jawara. Bahkan juara favorit pun tidak padahal banyak orang yang mengatakan gambarnya layak, setidaknya sebagai juara favorit. Dia pun dirundung kesedihan dan patah arang untuk sesaat.
Dibeli dosen Jepang
Sang ayah kemudian menghiburnya dengan mengunggah gambar karya sang anak di media sosial. Seorang teman ayahnya yang tinggal di Jepang lantas menemukan gambar tersebut dan menyatakan minatnya untuk membeli gambar itu seandainya si anak berkenan menjual. Anak dan orangtua sepakat, dan gambar itu pun dibayar dengan harga dua kali lipat dari nilai hadiah untuk juara favorit.
Bukan hanya gembira karena karyanya diapresiasi, sang anak juga semringah sebab uang yang dijanjikan ditransfer seketika itu juga--bahkan ketika seluruh pemenang lomba belum menerima hadiah mereka. Girang bukan kepalang, itulah manfaat keberanian untuk mencoba. Dengan berani mencoba, peluang pun terbuka. Seandainya si anak mengurungkan niatnya ikut lomba, tentunya peluang karyanya dikenal di medsos dan dibeli oleh dosen di Jepang tak akan ada.
Jadi cobalah, kawan! Action now! Those who do will reap. Bisa dimulai dengan menyusun resolusi lalu berusaha mewujudkan satu per satu sesuai kondisi dan kompetensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar